Kamis, 21 Juni 2012


MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkatn aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.
Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran ekonomi. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.
Pembelajaran kooperatif terutama teknik NHT dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.

Rumusan Masalah

1.        Apa pengertian Model Pembelajaran Numbered Head Together?
2.        Apa tujuan Model Pembelajaran Numbered Head Together?
3.        Bagaimana langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together?
4.        Apa kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Numbered Head Together?

Tujuan

1.        Untuk mengetahui pengertian Model Pembelajaran Numbered Head Together
2.        Untuk mengetahui tujuan Model Pembelajaran Numbered Head Together
3.        Untuk mengetahui langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together
4.        Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Numbered Head Together


BAB II

PEMBAHASAN

Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

1.      Pengertian Cooperative Learning
Isjoni (2007) menuliskan Cooperative learning berasal dari kata Cooperative yang berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Slavin dalam isjoni (2007) menyebutkan cooperative learning merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching). Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka.
Trianto (2007) menuliskan “dalam pembelajaran kooperatif terdapat enam fase pada setiap pembelajarannya”

Tabel 2.1 Fase  pembelajaran Kooperatif.

No.Fase
Fase
Perilaku Guru
Fase ke-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siwa belajar
Fase ke-2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase ke-3
Mengorganisasikan
siswa dalam
kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya  membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase ke-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar paa saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase ke-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya.
Fase ke-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Dalam Isjoni (2007) dituliskan model Cooperative learning tipe Numbered heads together (Kepala bernomor) dikembangkan spencer kagan. Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.

2.      Pengertian Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together

·         Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan  akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen  dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
·         Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).
·         Model pembelajaran NHT juga merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan melakukan percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu permasalahan yang dipelajari. Dengan model NHT siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek dan keadaan suatu proses pembelajaran mata pelajaran tertentu.
·         Numbered Heads Together adalah struktur yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Model ini memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi waktu lebih banyak berpikir, menjawab, dan saling membantu sama lain.
·         Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Herdian, 2009).

3.      Tujuan Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together

Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
·         Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
·         Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
·         Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

4.      Manfaat Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah antara lain adalah :
·         Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
·         Memperbaiki kehadiran
·         Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
·         Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
·         Konflik antara pribadi berkurang
·         Pemahaman yang lebih mendalam
·         Dalam Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
·         Hasil belajar lebih tinggi (Ibrahim, 2000).

5.      Langkah-langkah Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together

Langkah-langkah yang dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) dalam pembelajaran NHT dibagi menjadi enam langkah yaitu sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Menurut Kagan (2007) dalam mengembangkan pembelajaran tipe NHT yaitu sebagai berikut:
·         Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
·         Pengajuan Pertanyaan

Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
·         Berpikir Bersama

Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama (head Together) untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
·         Pemberian Jawaban

Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.

Menurut Indrawati (2007) Langkah-langkah kegiatan dalam  NHT :

·          Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
·         Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
·         Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
·         Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
·         Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
·         Kesimpulan. 

Penjelasan  tipe ini, siswa dibagi  menjadi beberapa kelompok dan setiap anggota kelompok diberi nomor kepala. Selanjutnya di setiap kelompok dilakukan diskusi untuk menjawab permasalahan atau untuk melakukan suatu kegiatan.  Dari hasil kegiatan tersebut guru mengundi nama kelompok dan nomor anggota kelompok yang harus menjawab pertanyaan atau mempresentasikan kegiatan.  Berkaitan dengan hal ini, maka setiap anggota kelompok dituntut untuk bekerja sama karena jawaban atau presentasi dari perwakilan anggota kelompok akan menjadi generalisasi kemampuan atau nilai kelompok.
Menurut Anita Lie (2002) prosedur teknik number head together adalah saat pemanggilan siswa untuk menjawab atau melakukan sesuatu yang dIpanggil adalah nomor kepala dari salah satu kelompok secara acak. Hal ini akan menyebabkan semua siswa harus siap. Dan penghargaan diberikan jika jawaban benar untuk nilai kelompok. Teknik ini memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam kelompok untuk saling memberikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat,  mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.
Menurut Bobbi De Porter (2001) siswa akan belajar paling baik  dalam lingkungan kerja sama.  Belajar yang menekankan pada kerja sama diantara sesama siswa dalam suatu komunikasi belajar dapat lebih menggairahkan.

Menurut Nurhadi dkk (2004:67), pembelajaran model Numbered Heads Together memuat langkah-langkah sebagai berikut.

Pertama :     Numbering (penomoran)
Guru membagi siswa ke dalam kelompok    yang beranggotakan 3 sampai 5 siswa dan kepada masing-masing siswa diberi nomor 1 sampai 5 (jika anggota kelompok 5 siswa)
Kedua  :    Questioning (mengajukan pertanyaan)
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, pertanyaan di sini berupa lembar masalah yang berhubungan dengan bahasan. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik sampai pada hal yang bersifat umum. Kemudian siswa diarahkan untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan berdiskusi bersama anggota kelompoknya.
Ketiga  :      Heads together (berpikir bersama)
Para siswa berpikir bersama dan  menyatukan pendapat untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
Keempat :   Answering (menjawab)
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Kemudian guru bertanya siswa yang bernomor sama pada kelompok lain untuk menanggapi jawaban tersebut.
Menurut Suyatno (2009 : 53) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran NHT (Numbered Head Together) yaitu :
·         Mengarahkan
·         Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu
·         Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok.
·         Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.
·         Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa.
·         Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.

6.      Kelebihan Dan Kekurangan Model Cooperative Learning Tipe Number Head Together

Kelebihan

·         Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah.
·         Siswa pandai maupun siswa lemah sama -sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.
·         Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada yang diharapkan.
·         Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, berdiskusi, dan mengembangkan bakat kepemimpinan
·         Setiap siswa menjadi siap semua.
·         Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
·         Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
·         Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok

Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam Tryana (2008) bahwa model NHT dapat:

·         meningkatkan prestasi belajar siswa
·         mampu memperdalam pamahaman siswa
·         menyenangkan siswa dalam belajar
·         mengembangkan sikap positif siswa
·         mengembangkan sikap kepemimpinan siswa
·         mengembangkan rasa ingin tahu siswa
·         meningkatkan rasa percaya diri siwa
·         mengembangkan rasa saling memiliki
·         mengembangkan keterampilan untuk masa depan.

Kelemahan

·         Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
·         ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
·         Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda -beda serta membutuhkan waktu khusus.
  • Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
  • Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

BAB III

PENUTUP

Simpulan

a.         Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang meng-gunakan kelompok kecil yang heterogen, menggunakan berbagai aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pokok bahasan yang dipelajari.
b.        Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik, menerima keragaman teman, serta mengembangkan ketrampilan sosial siswa.

Saran

a.        Agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang optimal, guru disarankan dapat memilih dan menggunakan strategi yang tepat.
b.        Guru disarankan dapat menerapkan model pembelajaran tipe NHT.
c.         Untuk menghindari kegaduhan dan meminimalisir kehilangan waktu, pem-bentukan kelompok direncakan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
d.        Untuk memperlancar jalannya diskusi, disarankan siswa mempersiapkan kelengkapan yang menunjang materi pelajaran yang akan dibahas.


DAFTAR PUSTAKA

·         Tulisan pada blog Aina Mulyana MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) 01:42

·         Tulisan pada Blog Herdian S.Pd, M.Pd 22 April 2009
·         Tulisan pada Blog Sriayu di 14:49 Model dan Metode Pembelajaran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar